• Tue. Sep 26th, 2023

Arenasumbar.com

Arena Olahraga Sumatera Barat

Kunjungan EAM S Jaishankar ke Thailand dan Indonesia membuka pintu bagi hubungan bilateral. Apa yang harus diantisipasi?

Byselasa

Jul 12, 2023
Indonesia news

S. Jaishankar, menteri luar negeri untuk India, akan pergi ke Thailand dan Indonesia dari 12 hingga 18 Juli. Dia akan mengambil bagian dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Indonesia, dan Pertemuan Menteri Luar Negeri Mekong Gangga dan BIMSTEC di Thailand, masing-masing.

S Jaishankar, menteri luar negeri untuk India, akan pergi ke dua negara dari 12 Juli hingga 18 Juli untuk perjalanan enam hari. Tur akan dimulai dengan kedatangannya di Indonesia, di mana ia akan mengambil bagian dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pada 13 dan 14 Juli.

Dia selanjutnya akan pergi ke Thailand untuk mengambil bagian dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Mekong Ganga Cooperation (MGC). Rincian ini diverifikasi oleh Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Jaishankar akan berpartisipasi dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN ketika ia berada di Jakarta, Indonesia, termasuk ASEAN-India, KTT Asia Timur, dan Forum Regional ASEAN.

Selain itu, ia diperkirakan akan bertemu secara terpisah dengan rekan-rekan internasionalnya. India memiliki komitmen kuat untuk memperkuat sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik, seperti yang terlihat dari partisipasi aktifnya dalam arsitektur regional ASEAN-sentris ini.

Hubungan Indonesia-India

Kepulauan Andaman dan Nikobar India, yang merupakan titik paling selatan negara itu dan hanya 90 mil laut dari Indonesia, terletak di persimpangan penting. Menurut Jakarta Post, mereka terletak di persimpangan Asia Selatan dan Tenggara, daerah yang sangat penting secara geopolitik.

Selain itu, pertemuan ini dibedakan oleh Jalur Komunikasi Laut (SLOC) yang signifikan dan titik tersedak laut yang beroperasi sebagai arteri penting untuk kemakmuran ekonomi seluruh wilayah. Baik Indonesia dan India memainkan peran penting sebagai penjaga gerbang de facto daerah ini mengingat status mereka sebagai kekuatan maritim, bertindak sebagai pusat transit untuk hampir 60% dari semua perdagangan maritim.

Merupakan keuntungan bagi Indonesia dan India, sebagai negara Indo-Pasifik, untuk meningkatkan dan menumbuhkan kerja sama bilateral mereka agar berhasil menavigasi perubahan lingkungan geopolitik dan ekonomi kawasan ini, mengingat kepentingan strategis substansial yang dipertaruhkan. Jelas bahwa luas dan dalamnya aliansi strategis antara Indonesia dan India telah tumbuh secara signifikan.

Namun, kolaborasi mereka telah diperkuat dengan cara yang melampaui sekadar kedekatan dan kekayaan relatif. Meningkatnya kesamaan dalam sudut pandang, isu, dan ambisi antara Jakarta dan New Delhi memperkuat kerja sama mereka dalam mengatasi masalah bersama dan mencapai tujuan bersama.

Dengan mengubah kolaborasi mereka menjadi kemitraan strategis komprehensif dan meluncurkan latihan angkatan laut bersama yang baru, Samudera Shakti, India dan Indonesia meningkatkan hubungan mereka pada tahun 2018. Latihan ini memperkuat kerja sama strategis bilateral mereka dengan memberikan penekanan khusus pada keterampilan perang. Selain itu, kedua negara secara agresif mencari cara untuk mengembangkan konektivitas laut yang kuat dengan Pulau Aceh di Indonesia dan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.

India dapat membantu Indonesia mencapai tujuannya untuk menjamin keamanan regional di luar perpecahan AS-Cina. Keterlibatan India mungkin memberikan strategi tambahan yang melampaui kerangka biner dan mempromosikan stabilitas regional.

Hambatan Indonesia

Menurut sebuah penelitian oleh Stable Seas, Indonesia adalah pusat kejadian semacam itu di Asia dan menghadirkan masalah keamanan maritim yang sangat besar, terutama dalam bentuk pembajakan dan perampokan bersenjata.

56 dari 97 insiden pembajakan dan perampokan bersenjata di Asia yang didokumentasikan oleh Perjanjian Kerja Sama Regional tentang Pemberantasan Pembajakan dan Perampokan Bersenjata terhadap Kapal di Asia (Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia – ReCAAP) pada tahun 2020 terjadi di perairan Indonesia, menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan peningkatan upaya untuk mengatasi dan memerangi ancaman keamanan maritim di ranah maritim Indonesia.

Ekonomi Indonesia sangat menderita akibat epidemi COVID-19, dan Bank Dunia menurunkan statusnya dari ekonomi berpenghasilan menengah ke atas menjadi ekonomi berpenghasilan menengah ke bawah pada Januari 2021. Terlepas dari perkembangan sosial ekonomi substansial yang telah dilakukan Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, penelitian ini mencatat bahwa keuntungan ini belum didistribusikan secara merata.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *